JAKARTA--Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Leo Nababan
mempersilakan Surya Paloh meninggalkan partai itu. "Itu ingin kami
tegaskan `lebih cepat lebih baik`," katanya kepada pers di Jakarta,
Jumat (2/9), menanggapi pernyataan Surya Paloh mengenai kemungkinan
segera meninggalkan Partai Golkar.
Leo mengemukakan, keberadaan Surya Paloh di Partai Golkar saat ini bertentangan dengan UU tentang Partai Politik yang mengharuskan memilih salah satu partai. Surya Paloh tidak bisa mencari alasan mengenai keberadaannya di Ormas Nasdem, karena semua orang tahu bahwa ormas itu kemudian mendirikan Partai Nasdem.
Leo menyatakan, Partai Golkar siap meninggalkan Surya Paloh. Pengurus DPP Golkar juga yakin apabila Surya Paloh keluar tidak akan berpengaruh apa-apa terhadap partai.
"Partai Golkar sudah berpengalaman ditinggalkan tokoh dan umumnya tidak menimbulkan pengaruh," katanya.
Leo mengemukakan, Golkar menganggap masalah terkait keberadaan Surya Paloh ini sebagai masalah kecil. "Kami juga meminta kader lainnya untuk memilih apakah tetap di Golkar atau Nasdem. Kader lain siap menggantikannya," kata Leo.
Pengurus DPP Golkar menantang Partai Nasdem untuk membuktikan kejayaan pada Pemilu 2014. "Kami siap bersaing. `Purwodadi kotane, sing dadi nyatane` (Purwodadi kotanya, yang jadi nyatanya)," kata Leo bertamsil.
Sebelumnya, Surya Paloh mengaku sudah menerima surat ultimatum dari DPP Partai Golkar. Surat itu mengharuskannya memilih antara Partai Golkar atau Nasional Demokrat. Golkar memberikan tenggat waktu hingga tanggal 8 September 2011.
"Kita lihat nanti. Bisa saja saya tetap di Golkar atau keluar dari Golkar. Harus ada satu kebijakan yang segera saya ambil dalam waktu singkat. Saya akan pikirkan yang terbaik," kata Paloh saat bersilaturahmi ke kediaman Jusuf Kalla di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Kamis 1 September 2011.
Surya Paloh kembali menegaskan, tidak ada aturan yang melarang kader Partai Golkar aktif di ormas lain. "Tidak ada Undang-undang yang melarang orang untuk aktif di ormas," ujar Paloh.
Ia pun merasa tidak melanggar aturan Partai Golkar selama berkecimpung di partai beringin itu selama 44 tahun.
"Bermuka Dua"
Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Idrus Marham, menilai kader yang masih berada di ormas atau partai lain tidak gentle dan tidak jujur. Dia menyayangkan posisi mereka yang "abu-abu," di satu sisi enggan keluar dari ormas lain, namun tidak berani keluar dari Partai Golkar.
"Kehidupan kebangsaan kita hari ini menuntut di dalam berpolitik supaya gentle dan tegas. Panduannya adalah ideologi dan pikiran-pikiran," kata Idrus.
Idrus menegaskan tidak bisa seorang kader Golkar dalam waktu bersamaan menjadi kader partai politik lain. Lebih khusus Nasional Demokrat yang sudah tak ada lagi perbedaannya, apakah ormas atau partai politik. "Semua orang tahu ormas Nasdem ya Partai Nasdem," ujarnya.
Saat ini, Partai Golkar masih menempuh aturan yang berlaku, memberikan surat peringatan. Dia menegaskan bahwa Partai Golkar berkomitmen dalam menegakkan disiplin partai.
"Sikap Partai Golkar tegas," katanya. "Surat kemarin itu ditujukan kepada ketua-ketua partai provinsi, dan fraksi memberikan waktu hingga 11 Agustus. Sekarang ini, surat untuk orang-orang yang belum mengundurkan diri dan kami beri waktu hingga 8 September."
Meskipun demikian, Idrus menambahkan bahwa Golkar tidak bisa bersikap semena-mena terhadap kadernya. Dia mengatakan semuanya harus melalui prosedur partai.
Dilarang
Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK) menyatakan, seseorang tidak boleh menjadi anggota di dua partai sekaligus. Oleh karena itu, JK menghargai apapun pilihan Surya Paloh nantinya, apakah akan tetap di Golkar, atau bergabung resmi dengan Partai Nasdem.
“Tidak mungkin dobel partai. Surya Paloh selalu mengatakan, dia tetap di Golkar. Kita hargai sikap itu. Nanti kita lihat perkembangannya. Itu hak dia sendiri,” kata JK yang juga mantan ketua umum Golkar di kediamannya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Kamis (1/9) lalu.
Terkait perbedaan antara Partai Nasdem dan ormas Nasdem, JK pun menyerahkan semuanya kepada Nasdem. “Kita kembalikan penafsirannya kepada Nasdem sendiri,” kata dia.
Sebelumnya, Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi Nasdem, Jeffrie Geovanie yang juga politisi muda Golkar pernah mengatakan, ormas Nasdem tidak berubah menjadi partai seperti yang disangka banyak pihak, karena ormas Nasdem dan Partai Nasdem adalah entitas yang berbeda dan terpisah.
Surya Paloh sendiri mengaku akan bersikap dalam waktu dekat, menyusul surat ultimatum yang ia terima dari DPP Golkar.
“Kita lihat nanti. Bisa saja saya tetap di Golkar, atau keluar dari Golkar. Harus ada satu kebijakan yang segera saya ambil dalam waktu singkat. Saya akan pikirkan yang terbaik bagi semua dan bagi negeri ini,” kata dia. (ant,mdi)
Leo mengemukakan, keberadaan Surya Paloh di Partai Golkar saat ini bertentangan dengan UU tentang Partai Politik yang mengharuskan memilih salah satu partai. Surya Paloh tidak bisa mencari alasan mengenai keberadaannya di Ormas Nasdem, karena semua orang tahu bahwa ormas itu kemudian mendirikan Partai Nasdem.
Leo menyatakan, Partai Golkar siap meninggalkan Surya Paloh. Pengurus DPP Golkar juga yakin apabila Surya Paloh keluar tidak akan berpengaruh apa-apa terhadap partai.
"Partai Golkar sudah berpengalaman ditinggalkan tokoh dan umumnya tidak menimbulkan pengaruh," katanya.
Leo mengemukakan, Golkar menganggap masalah terkait keberadaan Surya Paloh ini sebagai masalah kecil. "Kami juga meminta kader lainnya untuk memilih apakah tetap di Golkar atau Nasdem. Kader lain siap menggantikannya," kata Leo.
Pengurus DPP Golkar menantang Partai Nasdem untuk membuktikan kejayaan pada Pemilu 2014. "Kami siap bersaing. `Purwodadi kotane, sing dadi nyatane` (Purwodadi kotanya, yang jadi nyatanya)," kata Leo bertamsil.
Sebelumnya, Surya Paloh mengaku sudah menerima surat ultimatum dari DPP Partai Golkar. Surat itu mengharuskannya memilih antara Partai Golkar atau Nasional Demokrat. Golkar memberikan tenggat waktu hingga tanggal 8 September 2011.
"Kita lihat nanti. Bisa saja saya tetap di Golkar atau keluar dari Golkar. Harus ada satu kebijakan yang segera saya ambil dalam waktu singkat. Saya akan pikirkan yang terbaik," kata Paloh saat bersilaturahmi ke kediaman Jusuf Kalla di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Kamis 1 September 2011.
Surya Paloh kembali menegaskan, tidak ada aturan yang melarang kader Partai Golkar aktif di ormas lain. "Tidak ada Undang-undang yang melarang orang untuk aktif di ormas," ujar Paloh.
Ia pun merasa tidak melanggar aturan Partai Golkar selama berkecimpung di partai beringin itu selama 44 tahun.
"Bermuka Dua"
Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Idrus Marham, menilai kader yang masih berada di ormas atau partai lain tidak gentle dan tidak jujur. Dia menyayangkan posisi mereka yang "abu-abu," di satu sisi enggan keluar dari ormas lain, namun tidak berani keluar dari Partai Golkar.
"Kehidupan kebangsaan kita hari ini menuntut di dalam berpolitik supaya gentle dan tegas. Panduannya adalah ideologi dan pikiran-pikiran," kata Idrus.
Idrus menegaskan tidak bisa seorang kader Golkar dalam waktu bersamaan menjadi kader partai politik lain. Lebih khusus Nasional Demokrat yang sudah tak ada lagi perbedaannya, apakah ormas atau partai politik. "Semua orang tahu ormas Nasdem ya Partai Nasdem," ujarnya.
Saat ini, Partai Golkar masih menempuh aturan yang berlaku, memberikan surat peringatan. Dia menegaskan bahwa Partai Golkar berkomitmen dalam menegakkan disiplin partai.
"Sikap Partai Golkar tegas," katanya. "Surat kemarin itu ditujukan kepada ketua-ketua partai provinsi, dan fraksi memberikan waktu hingga 11 Agustus. Sekarang ini, surat untuk orang-orang yang belum mengundurkan diri dan kami beri waktu hingga 8 September."
Meskipun demikian, Idrus menambahkan bahwa Golkar tidak bisa bersikap semena-mena terhadap kadernya. Dia mengatakan semuanya harus melalui prosedur partai.
Dilarang
Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK) menyatakan, seseorang tidak boleh menjadi anggota di dua partai sekaligus. Oleh karena itu, JK menghargai apapun pilihan Surya Paloh nantinya, apakah akan tetap di Golkar, atau bergabung resmi dengan Partai Nasdem.
“Tidak mungkin dobel partai. Surya Paloh selalu mengatakan, dia tetap di Golkar. Kita hargai sikap itu. Nanti kita lihat perkembangannya. Itu hak dia sendiri,” kata JK yang juga mantan ketua umum Golkar di kediamannya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Kamis (1/9) lalu.
Terkait perbedaan antara Partai Nasdem dan ormas Nasdem, JK pun menyerahkan semuanya kepada Nasdem. “Kita kembalikan penafsirannya kepada Nasdem sendiri,” kata dia.
Sebelumnya, Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi Nasdem, Jeffrie Geovanie yang juga politisi muda Golkar pernah mengatakan, ormas Nasdem tidak berubah menjadi partai seperti yang disangka banyak pihak, karena ormas Nasdem dan Partai Nasdem adalah entitas yang berbeda dan terpisah.
Surya Paloh sendiri mengaku akan bersikap dalam waktu dekat, menyusul surat ultimatum yang ia terima dari DPP Golkar.
“Kita lihat nanti. Bisa saja saya tetap di Golkar, atau keluar dari Golkar. Harus ada satu kebijakan yang segera saya ambil dalam waktu singkat. Saya akan pikirkan yang terbaik bagi semua dan bagi negeri ini,” kata dia. (ant,mdi)
Tidak ada komentar:
Semua umpan balik saya hargai dan saya akan membalas pertanyaan yang menyangkut artikel di Blog ini sesegera mungkin.
1. Komentar SPAM akan dihapus segera setelah saya review
2. Pastikan untuk klik "Berlangganan Lewat Email" untuk membangun kreatifitas blog ini
3. Jika Anda memiliki masalah cek dulu komentar, mungkin Anda akan menemukan solusi di sana.
4. Jangan Tambah Link ke tubuh komentar Anda karena saya memakai system link exchange
5. Dilarang menyebarluaskan artikel tanpa persetujuan dari saya.
Bila anda senang dengan artikel ini silahkan Join To Blog atau berlangganan geratis Artikel dari blog ini. Pergunakan vasilitas diatas untuk mempermudah anda. Bila ada masalah dalam penulisan artikel ini silahkan kontak saya melalui komentar atau share sesuai dengan artikel diatas.
Posting Komentar