Ramalan Intelijen
16 October 2011 | 1:14 pm | Dilihat : 403
Berita
bergabungnya pengusaha Hary Tanoe ke kubu Bang Surya (Surya Paloh)
nampaknya membuat kubu Partai Golkar terkejut dan menjadi was-was. Pada survei
yang lalu, dengan terjadinya berita negatif dari beberapa petinggi
Partai Demokrat, nampaknya persepsi publik mengisyaratkan bahwa suara
atau konstituen Demokrat sebagian akan mengalir ke Golkar. Memang dengan
berkuasanya Golkar selama lebih kurang 32 tahun pada masa Orde Baru,
Golkar adalah pemegang konstituen nasionalis terbesar disamping PDIP.
Dalam perkembangannya setelah
dicanangkannya reformasi, kembali suara Golkar tambah digerus oleh
Partai Demokrat, konstituen nasionalis terpecah menjadi tiga. Nah, kini
dengan keluarnya Surya Paloh dari Golkar nampaknya suara Golkar kembali
akan tergerus kembali. Bang Surya dengan Nasdem-nya setelah Sri Sultan
mengundurkan diri diprediksi banyak pihak akan menjadi lemah dan tidak
berdaya menghadapi persaingan dunia politik yang semakin keras. Kini
dengan berita bergabungnya Hary Tanoe ke Partai Nasdem, nampaknya
kekuatan politik Surya dan Nasdem akan menggeliat kembali.
Pada tanggal 26 September 2011, sehari
setelah serangan bom bunuh diri dari teroris di Gereja GBIS Kepunton
Solo, penulis diundang oleh MNC News ke Markas MNC Kebon Sirih untuk
menjadi nara sumber bersama Pak Hendardi. Begitu masuk ke dalam gedung,
disalah satu lantai, penulis terkejut melihat demikian banyak jaringan
MNC, belum lagi Indovision yang berlokasi di Jalan Panjang, semuanya
merupakan bagian kerajaan bisnis media dari Hary Tanoe. Hary bukanlah
pengusaha ecek-ecek, langkah-langkahnya strategis, dalam waktu tidak
terlalu lama dia mampu menguasai perusahaan dari anak-anak Pak Harto.
Di Kebon Sirih, penulis melihat kini
bergabung beberapa stasiun TV seperti RCTI, MNC News, Global TV serta
beberapa saluran MNC lainnya. Selain itu Hary Tanoe juga memiliki
sejumlah stasiun radio serta koran. Itulah kekuatan Hary yang apabila
digabung dengan Surya Paloh yang memiliki Metro TV serta Harian Media
Indonesia akan menjadi salah satu jaringan terbesar media pembentuk
opini terbesar di Indonesia.
Seperti diketahui, pada dua pemilu serta
pilpres 2009, peran media sangatlah besar dalam pembentukan opini dan
kemampuannya jauh lebih besar dibandingkan jejaring partai. Sehingga
media mendapat julukan terhormat dan demikian berbahayanya sebagai "silent revolution."
Apabila setiap hari masyarakat atau konstituen dijejali dengan
berita-berita yang dikemas sebagai bagian dari pembentukan keputusan
politik, jejaring partai manapun tidak akan mampu menandinginya. Musuh
terberatnya hanyalah incumbent. Dengan tidak majunya incumbent, maka
medan persaingan menjadi lebih bebas dan disitulah berlaku hukum
revolution tadi.
Nampaknya yang dapat membaca bahaya Hary
adalah Ketua DPP Golkar Priyo Budi Santoro, yang mewanti-wanti agar
Hary Tanoe tidak terburu-buru bergabung bersama Partai Nasdem. Sementara
Ketua Partai Golkar Aburizal Bakrie terkesan menggangap remeh masuknya
Hary Tanoe ke partai Surya Paloh tersebut. Meski mengucapkan selamat,
Ical menilai Hary Tanoe kecil atau tidak ada apa-apanya. Memang dalam
menghadapi pesaing, menurut ilmu intelijen harus diukur kekuatan,
kemampuan dan kerawanan serta niat. Apakah Golkar mampu mempertahankan
kredibilitasnya sebagai partai yang bisa dipercaya konstituennya? Surya
Paloh nampaknya akan mempengaruhi Golkar-Golkar muda, dan melepaskan
para Golkar tua bersama pengurus Golkar yang memang sudah mulai tua.
Strategi ini yang sangat berbahaya dan menjadi kemampuan Nasdem bersama
Hary.
Dalam kondisi yang berlaku, apabila
tidak hati-hati, suara Golkar akan pecah dan sebagian diperkirakan akan
bisa mengalir ke kubu Nasdem. Kita akan melihat seberapa besar
perpecahan Golkar, khususnya mendekati 2014 nanti. Apabila Nasdem
membesar, dan Surya Paloh kemudian pada pilpres bergabung dengan PDIP,
maka baik Golkar ataupun Demokrat nampaknya akan sulit menandingi dalam
pilpres. Megawati menurut penulis hingga kini masih merupakan patron
yang belum ada tandingannya pada 2014 nanti. Kini, tergantung kepada
langkah-langkah politik serbu dan kuasai dari Surya Paloh, langkah
menarik Hary Tanoe kekubunya ibarat memainkan kuda dalam permainan
catur. Langkahnya lain dari yang lain tetapi mematikan raja yang manapun
apabila men-schak.
Jadi mari kita ikuti dan simak upaya
dari beberapa petinggi parpol dan khususnya para pengusaha yang berduit
itu, nampaknya kekayaan saja tidak cukup memenuhi hasrat bathiniah, kini
kekuasaan mulai menyentuh dan menggodanya. Jelas semuanya boleh saja di
negara yang masih mencari bentuk demokrasinya ini, selama niatnya baik
demi bangsa dan negara serta mengemban amanah dari rakyat. Prayitno
Ramelan ( http://ramalanintelijen.net )
Tidak ada komentar:
Semua umpan balik saya hargai dan saya akan membalas pertanyaan yang menyangkut artikel di Blog ini sesegera mungkin.
1. Komentar SPAM akan dihapus segera setelah saya review
2. Pastikan untuk klik "Berlangganan Lewat Email" untuk membangun kreatifitas blog ini
3. Jika Anda memiliki masalah cek dulu komentar, mungkin Anda akan menemukan solusi di sana.
4. Jangan Tambah Link ke tubuh komentar Anda karena saya memakai system link exchange
5. Dilarang menyebarluaskan artikel tanpa persetujuan dari saya.
Bila anda senang dengan artikel ini silahkan Join To Blog atau berlangganan geratis Artikel dari blog ini. Pergunakan vasilitas diatas untuk mempermudah anda. Bila ada masalah dalam penulisan artikel ini silahkan kontak saya melalui komentar atau share sesuai dengan artikel diatas.
Posting Komentar