Oleh : Darman Moenir
Sastrawan
Padang Ekspres • Sabtu, 17/12/2011
GUBERNUR Sumbar Irwan
Prayitno pada prinsipnya menyetujui upaya penyusunan dan penerbitan
buku-buku bacaan bersifat heroik untuk berbagai kalangan, termasuk
remaja dan anak-anak. Persetujuan itu disampaikan gubernur ketika
memberikan kata sambutan pada acara Syukuran Gelar Pahlawan Nasional
untuk Buya Hamka dan Syafruddin Prawiranegara, di auditorium Gubernuran,
Jalan Sudirman, Kota Padang, kemarin (15/12).
Pada awalnya, Sutan Zaili Asril, sebagai penyelenggara syukuran, antara lain, menyatakan, sudah pada saatnya generasi muda mengetahui secara lebih banyak dan mendalam tokoh-tokoh yang pernah dilahirkan dan ada di daerah ini. Tokoh-tokoh itu semasa hidup mereka kemudian tercatat memberikan kontribusi luar biasa besar untuk daerah, untuk bangsa, dan untuk tanah air. Oleh pemerintah, beberapa di antara mereka ditetapkan menjadi pahlawan nasional.
Akan tetapi, sesungguhnya belum banyak warga Sumatera Barat dan Indonesia mengetahui siapa dan bagaimana kiprah tokoh-tokoh spektakuler itu. Siapa M Yamin, Sutan Sjahrir, Marah Roesli, Mohammad Hatta, Agus Salim, barangkali rata-rata dikenal biarpun hanya sekadar nama. Tetapi siapa Khatib Sulaiman, Mohammad Sjafei, Wak Ketok, Joni Anwar, Encik Rahmah Elyunusiah, Hoerijah Adam? Bukankah tokoh-tokoh sekaliber Inyiak Parabek dan Datuak Simaradjo ada di tiap kecamatan, di tiap kabupaten, di tiap luhak, di seantero provinsi?
Dan, sudah adakah buku-buku yang menjelaskan siapa mereka? Bagaimana latar pendidikan, latar keluarga, masa kanak-kanak, masa remaja, ketika mereka bertungkus lumus, berdarah-darah, bahkan meregang nyawa, berjuang demi bangsa dan tanah air? Siapa mengajar mereka? Mengapa mereka berdarah kental memperjuangkan kepentingan bangsa? Bagaimana agama dan adat menyentuh sanubari mereka? Adakah kehidupan di masa itu kondusif untuk menentukan pilihan: berjuang atau selalu terjajah?!
Lebih kurang buku-buku dengan muatan seperti itulah yang diharapkan ada dan dibaca oleh generasi muda dan bahkan oleh semua warga.
Persoalan berikut, secara teknikal tetapi juga amat prinsipal, bagaimana buku itu ditulis? Dalam bentuk biografi semata? Dalam bentuk bacaan biasa? Dalam bentuk karya sastra? Siapa menulis? Siapa menyunting? Tidakkah diperlukan penelitian komprehensif di lapangan? Dan, bisakah diwujudkan buku-buku tentang tokoh-tokoh dengan bahasa yang mempesona, indah, menarik, enak dibaca? Mungkinkah lahir buku seindah dan semenarik Kuantar Engkau ke Gerbang (biografi Bu Inggit dan Bung Karno) yang ditulis oleh sastrawan terkenal Ramadhan KH?
Kalau boleh mengusul kepada penggagas, sebaiknya segera diadakan pertemuan terbatas dengan pakar pendidikan (guru-guru), sejarah, agama, budaya, adat dan penulis, pembuat ilustrasi dan/atau foto serta penyunting dan penerbit. Penyunting profesional dan penerbit berkualitas menjadi penting untuk melahirkan buku bermutu. Agendakan tahap-tahapan kerja secara matang sehingga dengan demikian diharapkan terujud buku-buku bernas tentang tokoh-tokoh (yang pernah lahir dan ada di) Provinsi Sumatera Barat.
Tidak kurang penting adalah pemerintah daerah provinsi, kota dan kabupaten mengalokasikan dana secara memadai. Dan, pihak legislatif semoga tanggap. (*)
[ Red/Redaksi_ILS ]
Tidak ada komentar:
Semua umpan balik saya hargai dan saya akan membalas pertanyaan yang menyangkut artikel di Blog ini sesegera mungkin.
1. Komentar SPAM akan dihapus segera setelah saya review
2. Pastikan untuk klik "Berlangganan Lewat Email" untuk membangun kreatifitas blog ini
3. Jika Anda memiliki masalah cek dulu komentar, mungkin Anda akan menemukan solusi di sana.
4. Jangan Tambah Link ke tubuh komentar Anda karena saya memakai system link exchange
5. Dilarang menyebarluaskan artikel tanpa persetujuan dari saya.
Bila anda senang dengan artikel ini silahkan Join To Blog atau berlangganan geratis Artikel dari blog ini. Pergunakan vasilitas diatas untuk mempermudah anda. Bila ada masalah dalam penulisan artikel ini silahkan kontak saya melalui komentar atau share sesuai dengan artikel diatas.
Posting Komentar