Senin, 30 April 2012
Minggu, 29 April 2012
Kamis, 26 April 2012
Bung Hatta Dalam Kesederhanaan, Kemuliaan dan Kekuasaan
Djadja Sardjana
Disebut
juga Bung Hatta, Lahir di Bukittinggi pada tanggal 12 Agustus 1902
dan meninggal dunia di Jakarta tanggal 14 Maret 1980 adalah pejuang,
negarawan, dan juga Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Ia mundur
dari jabatan wakil presiden pada tahun 1956, karena berselisih dengan
Presiden Soekarno. Hatta dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Nama yang
diberikan oleh orang tuanya ketika dilahirkan adalah Muhammad Athar.
Anak perempuannya bernama Meutia Hatta pernah menjabat sebagai Menteri
Negara Pemberdayaan Perempuan dalam Kabinet Indonesia Bersatu pimpinan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia dimakamkan di Tanah Kusir,
Jakarta.
Latar belakang dan pendidikan
Hatta lahir
dari keluarga ulama Minangkabau, Sumatra Barat. Ia menempuh
pendidikan dasar di Sekolah Melayu, Bukittinggi, dan kemudian pada tahun
1913-1916 melanjutkan studinya ke Europeesche Lagere School (ELS) di
Padang. Saat usia 13 tahun, sebenarnya beliau telah lulus ujian masuk
ke HBS (setingkat SMA) di Batavia (kini Jakarta), namun ibunya
menginginkan Hatta agar tetap di Padang dahulu, mengingat usianya yang
masih muda. Akhirnya Bung Hatta melanjutkan studi ke MULO di Padang,
baru kemudian pada tahun 1919 beliau pergi ke Batavia untuk studi di
HBS. Beliau menyelesaikan studinya dengan hasil sangat baik, dan pada
tahun 1921, Bung Hatta pergi ke Rotterdam, Belanda untuk belajar ilmu
perdagangan/bisnis di Nederland Handelshogeschool (bahasa inggris:
Rotterdam School of Commerce, kini menjadi Erasmus Universiteit). Di
Belanda, ia kemudian tinggal selama 11 tahun.
Saat masih
di sekolah menengah di Padang, Bung Hatta telah aktif di organisasi,
antara lain sebagai bendahara pada organisasi Jong Sumatranen Bond
cabang Padang.
Pada tangal
27 November 1956, Bung Hatta memperoleh gelar kehormatan akademis
yaitu Doctor Honoris Causa dalam Ilmu Hukum dari Universitas Gadjah Mada
di Yoyakarta. Pidato pengukuhannya berjudul “Lampau dan Datang”.
Saat
berusia 15 tahun, Hatta merintis karir sebagai aktivis organisasi,
sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond Cabang Padang. Kesadaran politik
Hatta makin berkembang karena kebiasaannya menghadiri ceramah-ceramah
atau pertemuan-pertemuan politik. Salah seorang tokoh politik yang
menjadi idola Hatta ketika itu ialah Abdul Moeis.
Pada usia
17 tahun, Hatta lulus dari sekolah tingkat menengah (MULO). Lantas
berangkat ke Batavia untuk melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Dagang
Prins Hendrik School. Di Batavia, ia juga aktif di Jong Sumatranen
Bond Pusat, juga sebagai Bendahara.
Hatta mulai
menetap di Belanda semenjak September 1921. Ia segera bergabung dalam
Perhimpunan Hindia (Indische Vereeniging). Saat itu, telah tersedia
iklim pergerakan di Indische Vereeniging. Sebelumnya, Indische
Vereeniging yang berdiri pada 1908 tak lebih dari ajang pertemuan
pelajar asal tanah air. Atmosfer pergerakan mulai mewarnai Indische
Vereeniging semenjak tibanya tiga tokoh Indische Partij (Suwardi
Suryaningrat, Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumo) di Belanda pada
1913 sebagai eksternirana
Perjuangan
Saat
berusia 15 tahun, Hatta merintis karir sebagai aktivis organisasi,
sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond (JSB) Cabang Padang. Di kota ini
Hatta mulai menimbun pengetahuan perihal perkembangan masyarakat dan
politik, salah satunya lewat membaca berbagai koran, bukan saja koran
terbitan Padang tetapi juga Batavia. Lewat itulah Hatta mengenal
pemikiran Tjokroaminoto dalam surat kabar Utusan Hindia, dan Agus
Salim dalam Neratja.
Kesadaran
politik Hatta makin berkembang karena kebiasaannya menghadiri
ceramah-ceramah atau pertemuan-pertemuan politik. Salah seorang tokoh
politik yang menjadi idola Hatta ketika itu ialah Abdul Moeis. “Aku
kagum melihat cara Abdul Moeis berpidato, aku asyik mendengarkan
suaranya yang merdu setengah parau, terpesona oleh ayun katanya.
Sampai saat itu aku belum pernah mendengarkan pidato yang begitu hebat
menarik perhatian dan membakar semangat,†aku Hatta dalam
Memoir-nya. Itulah Abdul Moeis: pengarang roman Salah Asuhan; aktivis
partai Sarekat Islam; anggota Volksraad; dan pegiat dalam majalah
Hindia Sarekat, koran Kaoem Moeda, Neratja, Hindia Baroe, serta Utusan
Melayu dan Peroebahan.
Pada usia
17 tahun, Hatta lulus dari sekolah tingkat menengah (MULO). Lantas ia
bertolak ke Batavia untuk melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Dagang
Prins Hendrik School. Di sini, Hatta mulai aktif menulis. Karangannya
dimuat dalam majalah Jong Sumatera, “Namaku Hindania!†begitulah
judulnya. Berkisah perihal janda cantik dan kaya yang terbujuk kawin
lagi. Setelah ditinggal mati suaminya, Brahmana dari Hindustan,
datanglah musafir dari Barat bernama Wolandia, yang kemudian
meminangnya. “Tapi Wolandia terlalu miskin sehingga lebih mencintai
hartaku daripada diriku dan menyia-nyiakan anak-anakku,†rutuk Hatta
lewat Hindania.
Pemuda
Hatta makin tajam pemikirannya karena diasah dengan beragam bacaan,
pengalaman sebagai Bendahara JSB Pusat, perbincangan dengan tokoh-tokoh
pergerakan asal Minangkabau yang mukim di Batavia, serta diskusi
dengan temannya sesama anggota JSB: Bahder Djohan. Saban Sabtu, ia dan
Bahder Djohan punya kebiasaan keliling kota. Selama berkeliling kota,
mereka bertukar pikiran tentang berbagai hal mengenai tanah air.
Pokok soal yang kerap pula mereka perbincangkan ialah perihal
memajukan bahasa Melayu. Untuk itu, menurut Bahder Djohan perlu
diadakan suatu majalah. Majalah dalam rencana Bahder Djohan itupun
sudah ia beri nama Malaya. Antara mereka berdua sempat ada pembagian
pekerjaan. Bahder Djohan akan mengutamakan perhatiannya pada persiapan
redaksi majalah, sedangkan Hatta pada soal organisasi dan pembiayaan
penerbitan. Namun, “Karena berbagai hal cita-cita kami itu tak dapat
diteruskan,†kenang Hatta lagi dalam Memoir-nya.
Selama
menjabat Bendahara JSB Pusat, Hatta menjalin kerjasama dengan
percetakan surat kabar Neratja. Hubungan itu terus berlanjut meski Hatta
berada di Rotterdam, ia dipercaya sebagai koresponden. Suatu ketika
pada medio tahun 1922, terjadi peristiwa yang mengemparkan Eropa,
Turki yang dipandang sebagai kerajaan yang sedang runtuh (the sick man
of Europe) memukul mundur tentara Yunani yang dijagokan oleh Inggris.
Rentetan peristiwa itu Hatta pantau lalu ia tulis menjadi serial
tulisan untuk Neratja di Batavia. Serial tulisan Hatta itu menyedot
perhatian khalayak pembaca, bahkan banyak surat kabar di tanah air
yang mengutip tulisan-tulisan Hatta.
Perangko Satu Abad Bung Hatta diterbitkan oleh PT Pos Indonesia tahun 2002
Perangko Satu Abad Bung Hatta diterbitkan oleh PT Pos Indonesia tahun 2002
Perangko Satu Abad Bung Hatta diterbitkan oleh PT Pos Indonesia tahun 2002
Perangko Satu Abad Bung Hatta diterbitkan oleh PT Pos Indonesia tahun 2002
Hatta mulai
menetap di Belanda semenjak September 1921. Ia segera bergabung dalam
Perhimpunan Hindia (Indische Vereeniging). Saat itu, telah tersedia
iklim pergerakan di Indische Vereeniging. Sebelumnya, Indische
Vereeniging yang berdiri pada 1908 tak lebih dari ajang pertemuan
pelajar asal tanah air. Atmosfer pergerakan mulai mewarnai Indische
Vereeniging semenjak tibanya tiga tokoh Indische Partij (Suwardi
Suryaningrat, Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumo) di Belanda pada
1913 sebagai eksterniran akibat kritik mereka lewat tulisan di koran
De Expres. Kondisi itu tercipta, tak lepas karena Suwardi Suryaningrat
(Ki Hadjar Dewantara) menginisiasi penerbitan majalah Hindia Poetra
oleh Indische Vereeniging mulai 1916. Hindia Poetra bersemboyan
“Ma’moerlah Tanah Hindia! Kekallah Anak-Rakjatnya!†berisi
informasi bagi para pelajar asal tanah air perihal kondisi di
Nusantara, tak ketinggalan pula tersisip kritik terhadap sikap
kolonial Belanda.
Di Indische
Vereeniging, pergerakan putra Minangkabau ini tak lagi tersekat oleh
ikatan kedaerahan. Sebab Indische Vereeniging berisi aktivis dari
beragam latar belakang asal daerah. Lagipula, nama Indische –meski
masih bermasalah– sudah mencerminkan kesatuan wilayah, yakni gugusan
kepulauan di Nusantara yang secara politis diikat oleh sistem
kolonialisme belanda. Dari sanalah mereka semua berasal.
Hatta
mengawali karir pergerakannya di Indische Vereeniging pada 1922,
lagi-lagi, sebagai Bendahara. Penunjukkan itu berlangsung pada 19
Februari 1922, ketika terjadi pergantian pengurus Indische
Vereeniging. Ketua lama dr. Soetomo diganti oleh Hermen Kartawisastra.
Momentum suksesi kala itu punya arti penting bagi mereka di masa
mendatang, sebab ketika itulah mereka memutuskan untuk mengganti nama
Indische Vereeniging menjadi Indonesische Vereeniging dan
kelanjutannya mengganti nama Nederland Indie menjadi Indonesia. Sebuah
pilihan nama bangsa yang sarat bermuatan politik. Dalam forum itu
pula, salah seorang anggota Indonesische Vereeniging mengatakan bahwa
dari sekarang kita mulai membangun Indonesia dan meniadakan Hindia atau
Nederland Indie.
Pada tahun
1927, Hatta bergabung dengan Liga Menentang Imperialisme dan
Kolonialisme di Belanda, dan di sinilah ia bersahabat dengan nasionalis
India, Jawaharlal Nehru. Aktivitasnya dalam organisasi ini menyebabkan
Hatta ditangkap pemerintah Belanda. Hatta akhirnya dibebaskan,
setelah melakukan pidato pembelaannya yang terkenal: Indonesia Free.
Pada tahun
1932 Hatta kembali ke Indonesia dan bergabung dengan organisasi Club
Pendidikan Nasional Indonesia yang bertujuan meningkatkan kesadaran
politik rakyat Indonesia melalui proses pelatihan-pelatihan. Belanda
kembali menangkap Hatta, bersama Soetan Sjahrir, ketua Club Pendidikan
Nasional Indonesia pada bulan Februari 1934. Hatta diasingkan ke
Digul dan kemudian ke Banda selama 6 tahun.
Pada tahun
1945, Hatta secara aklamasi diangkat sebagai wakil presiden pertama
RI, bersama Bung Karno yang menjadi presiden RI sehari setelah ia dan
bung karno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Oleh karena peran
tersebut maka keduanya disebut Bapak Proklamator Indonesia.
Bung Hatta Dan Kisah Sepatu Bally
PADA tahun
1950-an, Bally adalah sebuah merek sepatu yang bermutu tinggi dan
tentu tidak murah. Bung Hatta, Wakil Presiden pertama RI, berminat pada
sepatu Bally. Ia kemudian menyimpan guntingan iklan yang memuat alamat
penjualnya, lalu berusaha menabung agar bisa membeli sepatu idaman
tersebut.
Namun, uang
tabungan tampaknya tidak pernah mencukupi karena selalu terambil
untuk keperluan rumah tangga atau untuk membantu kerabat dan handai
taulan yang datang kepadanya untuk meminta pertolongan. Hingga akhir
hayatnya, sepatu Bally idaman Bung Hatta tidak pernah terbeli karena
tabungannya tak pernah mencukupi.
Yang sangat
mengharukan dari cerita ini, guntingan iklan sepatu Bally itu hingga
Bung Hatta wafat masih tersimpan dan menjadi saksi keinginan sederhana
dari seorang Hatta. Jika ingin memanfaatkan posisinya waktu itu,
sebenarnya sangatlah mudah bagi Bung Hatta untuk memperoleh sepatu
Bally. Misalnya, dengan meminta tolong para duta besar atau pengusaha
yang menjadi kenalan Bung Hatta.
“Namun,
di sinilah letak keistimewaan Bung Hatta. Ia tidak mau meminta sesuatu
untuk kepentingan sendiri dari orang lain. Bung Hatta memilih jalan
sukar dan lama, yang ternyata gagal karena ia lebih mendahulukan orang
lain daripada kepentingannya sendiri,†kata AdiSasono, Ketua
Pelaksana Peringatan Satu Abad Bung Hatta. Pendeknya, itulah
keteladanan Bung Hatta, apalagi di tengah carut-marut zaman ini,
dengan dana bantuan presiden, dana Badan Urusan Logistik, dan
lain-lain.
Bung Hatta
meninggalkan teladan besar, yaitu sikap mendahulukan orang lain, sikap
menahan diri dari meminta hibah, bersahaja, dan membatasi konsumsi pada
kemampuan yang ada. Kalau belum mampu, harus berdisiplin dengan tidak
berutang atau bergantung pada orang lain. Seandainya bangsa
Indonesiadapat meneladani karakter mulia proklamator kemerdekaan ini,
seandainya para pemimpin tidak maling, tidak mungkin bangsa dengan
sumber alam yang melimpah ini menjadi bangsa terbelakang, melarat, dan
nista karena tradisi berutang dan meminta sedekah dari orang asing.
Pemimpin Bangsa yang Bijak
Bulan
Agustus ini adalah bulan keramat bagi bangsa Indonesia yang memasuki
usia 63 tahun. Salah satu proklamator kita, Bung Hatta, jika beliau
masih hidup, tanggal 12 Agustus tadi sudah memasuki usia 106 tahun.
Tidak salah kalau rubrik kita kali ini menyoroti keteladanan sang
pemimpin bangsa yang senantiasa berjuang bagi kepentingan negara
kesatuan Indonesia.
Berprinsip Teguh
Bung Hatta yang dikenal jujur, sabar, cerdas, dan penuh ide ini memegang teguh prinsip yang diyakininya. Sebagai contoh adalah prinsip demokrasi yang diyakini beliau dapat membantu perbaikan kehidupan bangsa. Untuk itu beliau ikut memperjuangkan status Indonesia sebagai negara kesatuan yang dapat mengakomodasi aspirasi semua golongan tanpa kecuali. Beliau ikut mendukung dicabutnya pengusulan pembentukan negara yang memihak pada golongan tertentu saja.
Keteguhan
Pak Hatta dalam memegang prinsip bukan semata-mata untuk kepentingan
pribadi, melainkan untuk kepentingan bangsa. Ketika beliau
berseberangan prinsip dengan pemerintah yang sedang berkuasa saat itu,
beliau rela mengundurkan diri guna mempertahankan kesatuan bangsa.
Berjuang Tanpa Kekerasan
Bung Hatta yang lembut hati, selalu mencari strategi untuk berjuang tanpa kekerasan. Senjata ampuh yang digunakan tokoh proklamator kita ini adalah otak dan pena. Dari pada melawan dengan kekerasan beliau lebih memilih untuk menyusun strategi, melakukan negosiasi, lobbying, dan menulis berbagai artikel dan buku untuk memperjuangkan nasib bangsa. Prinsip tanpa kekerasan ini muncul karena rasa hormat Bung Hatta pada sesama manusia, baik kawan atau pun lawan. Walaupun Bung Hatta tidak setuju dengan pendapat atau pun seseorang, beliau tidak lalu membenci orang tersebut, tetapi tindakan dan pendapatnyalah yang tidak beliau setujui.
Bung Hatta yang lembut hati, selalu mencari strategi untuk berjuang tanpa kekerasan. Senjata ampuh yang digunakan tokoh proklamator kita ini adalah otak dan pena. Dari pada melawan dengan kekerasan beliau lebih memilih untuk menyusun strategi, melakukan negosiasi, lobbying, dan menulis berbagai artikel dan buku untuk memperjuangkan nasib bangsa. Prinsip tanpa kekerasan ini muncul karena rasa hormat Bung Hatta pada sesama manusia, baik kawan atau pun lawan. Walaupun Bung Hatta tidak setuju dengan pendapat atau pun seseorang, beliau tidak lalu membenci orang tersebut, tetapi tindakan dan pendapatnyalah yang tidak beliau setujui.
Misalnya
saja, Bung Hatta yang sangat kuat keteguhan beragamanya tidak menyukai
hal-hal yang berbau duniawi yang pada saat itu umumnya berasal dari
negeri seberang. Tapi bukan berarti dia lalu membenci orang-orang asing.
Beliau memiliki banyak teman bangsa asing dan banyak pemikiran bangsa
asing yang positif (disiplin, etos kerja positif) yang beliau
adaptasi untuk kemajuan bangsa. Sikap ini menyebabkan Bung Hatta
dihormati oleh semua orang: kawan atau pun lawan.
Berusaha Sebaik Mungkin
Bung Hatta selalu berusaha melakukan yang terbaik dalam segala hal, misalnya dengan bersikap hati-hati dan melakukan perencanaan yang matang. Semua tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dilakukan dengan sepenuh hati, dan direncanakannya dengan sebaik mungkin agar memperoleh hasil yang maksimal.
Bung Hatta selalu berusaha melakukan yang terbaik dalam segala hal, misalnya dengan bersikap hati-hati dan melakukan perencanaan yang matang. Semua tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dilakukan dengan sepenuh hati, dan direncanakannya dengan sebaik mungkin agar memperoleh hasil yang maksimal.
Semua
pidato dan kata-kata beliau untuk publik pun disiapkan secara
profesional. Keputusan-keputusan diambil setelah sebelumnya dipikirkan
dengan saksama dan didukung dengan data dan informasi yang cukup.
Beliau tidak menginginkan terjadinya kegagalan yang disebabkan
kecerobohan atau pun karena kurang persiapan.
Berkarya Nyata
Bung Hatta merupakan tokoh yang selalu berkarya nyata. Salah satu karya monumental beliau adalah bentuk koperasi. Pemikiran ini dituangkan pada pembentukkan koperasi pengusaha batik, yang akhirnya sukses sampai saat ini. Koperasi tersebut berhasil mendorong kemajuan bagi pengusaha batik dan memberi mereka kesempatan untuk memperluas usaha dengan ekspor. Karya-karya lainnya adalah berbentuk tulisan.
Bung Hatta merupakan tokoh yang selalu berkarya nyata. Salah satu karya monumental beliau adalah bentuk koperasi. Pemikiran ini dituangkan pada pembentukkan koperasi pengusaha batik, yang akhirnya sukses sampai saat ini. Koperasi tersebut berhasil mendorong kemajuan bagi pengusaha batik dan memberi mereka kesempatan untuk memperluas usaha dengan ekspor. Karya-karya lainnya adalah berbentuk tulisan.
Pada saat
bangsa Indonesia masih berkutat untuk menumbuhkan minat baca, beliau
sudah jauh lebih maju, yaitu dengan memberikan teladan bagi bangsa
Indonesia untuk menumbuhkan budaya menulis. Kegiatan tulis-menulis ini
telah beliau lakukan sejak masih belajar di negeri Belanda sampai
akhir hayatnya. Tak terhitung lagi jumlah artikel dan buku yang telah
beliau tulis. Sebuah monumen intelektual berupa perpustakaan di
Bukittinggi pun telah didirikan untuk mengenang Pak Hatta.
Walaupun
Bung Hatta sudah tiada, beliau tetap hidup melalui pemikiran, prinsip,
dan kualitas pribadi beliau yang positif. Menjelang peringatan hari
kemerdekaan Indonesia, bersamaan dengan 100 tahun kelahiran tokoh
proklamator kita ini, sudah selayaknyalah kita teladani sisi positif
kualitas kepemimpinan beliau yang berpegang teguh pada prinsip,
berjuang tanpa kekerasan, berusaha melakukan yang terbaik, dan
senantiasa berkarya untuk kepentingan bangsa. Merdeka!
Sebagian Dikutip dari: http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Bung%20Hatta%20Dalam%20Kesederhanaan,%20Kemuliaan%20dan%20Kekuasaan&&nomorurut_artikel=156
[youtube http://www.youtube.com/wJumat, 20 April 2012
Uji Materi UU Pemilu Dikawal 32 Advokat
JAKARTA, KOMPAS.com — Sebanyak 22 partai politik yang mengajukan uji materi Undang-Undang Pemilu menyiapkan sedikitnya 32 advokat untuk mengawal persidangan di Mahkamah Konstitusi. Selain menunjuk Yusril Ihza Mahendra dari kantor Ihza & Ihza Law Firm, tiap partai juga menyiapkan advokat masing-masing.
"Sebanyak 32 advokat akan bersama mewakili kepentingan pemberi kuasa untuk menguji ketentuan Pasal 8 dan 208," ungkap Yusril dalam jumpa pers di Gedung MK, Jakarta, Kamis (19/4/2012).
Adapun ke-22 partai tersebut antara lain Partai Persatuan Nasional, Partai Merdeka, Partai Indonesia Sejahtera, Partai Pelopor, Partai Buruh, Partai Republikan, Partai Kebangkitan Nahdlatul Ulama, Parta Karya Peduli Bangsa, Partai Demokrasi Pembaruan, Partai Matahari Bangsa, Partai Bulan Bintang, Partai Kedaulatan, Partai Patriot, Partai Damai Sejahtera, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia, dan Partai Penegak Demokrasi Indonesia.
Yusril mengungkapkan, pihaknya mempersoalkan Pasal 8 dan pasal 208 UU Pemilu terkait dengan ketentuan verifikasi dan ambang batas 3,5 persen serta pemberlakuannya secara nasional. Kedua pasal tersebut dinilai bertentangan dengan Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945 yang menegaskan Indonesia adalah negara hukum serta Pasal 28 D UUD 1945 yang menyangkut kepastian hukum dan keadilan serta bersamaan di dalam hukum dan pemerintahan.
"Apa bedanya parpol yang sekarang ini ada di DPR dengan parpol yang tidak punya wakil di DPR. Jadi, kesannya parpol yang di DPR ini mau menang sendiri. Mereka kebetulan duduk di DPR sebagai parpol yang punya wakil di sana dan ketika membuat UU mereka mau seenaknya sendiri. Orang lain dihalangi ikut pemilu. Ini tidak fair," tutur Yusril.
Ia optimistis MK akan mengabulkan permohonan uji materi tersebut.
Gugat Undang Undang Pemilu
Biarkan Gambar Yang Berbicara - Image.okezone.com
Kamis, 19 April 2012 - 15:50 wib
Perwakilan 21 Partai melakukan gugatan uji materi UU Pemilu di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat, Kamis (19/4/2012). Mereka menuntut pengajuan gugatan uji materi pasal 8 ayat 1 dan 2 serta pasal 208 UU Pemilu yang tidak berpihak kepada partai kecil.
Rabu, 18 April 2012
Minggu, 15 April 2012
Sabtu, 14 April 2012
Negeri Tak Berhati
Negeri Tak Berhati
Tiap tahun
negeri ini mengirim tenaga kerja ke
berbagai negeri
Meskipun
sering disiksa ,diperkosa dan dijahati
mereka tidak peduli
Habis mau
apalagi didalam negeri tidak ada pekerjaan yang bisa dicari
Pejabat ,birokrat, wakil rakyat tidak mau tahu nasib mereka ini
Sekarang
keadaan makin menjadi jadi
Harga2 kebutuhan pokok sehari hari melonjak tinggi
Itu ulah Pemerintah yang akan menaikkan harga BBM
diseluruh negeri
Mahasiswa , buruh menolak menentang dan melakukan demonstrasi
Tapi wakil
rakyat tetap berkilah bersidang mencoba mengambil hati
Hasil sidang
kenaikkan BBM ditunda sementara nanti
dinaikkan lagi
Mereka tidak
melihat rakyat sudah tak berdaya dan
tidak bisa apa2 lagi
Dimanakah kemanusiaan dan sanubari Pemerintah dan wakil rakyat ini ?
Tidakkah
mereka dulu dipilih untuk mewakili kepentingan rakyat ini ?
Kenapa
mereka sekarang tidak peduli ?
Kalau begitu
mereka jangan duduk dikursi itu lagi
Silakan
segera turun dan jangan masuk rumah rakyat lagi
Kalau
Pemerintah dan wakil rakyat sudah tidak peduli
Tidak ada
jalan bagi rakyat selain menentang
melakukan demonstrasi
Mereka akan melawan meskipun dipenggal atau
ditembak mati
Bagi mereka
hidup atau mati sudah sama saja lagi
Memang
sunguh malang nasib rakyat negeri ini
Pejabat dan
Politisi berlomba lomba melakukan korupsi
Tidak ada
yang bisa menghentikan melarang mereka melakukan aksi
Korupsi
terus berlanjut dengan berbagai cara
diseluruh negeri
Perlawanan
rakyat yang menentang mereka tak peduli
Bagi mereka kantong
harus padat penuh berisi
Buat hari
nanti dan kepentingan anak istri
Selamat tinggal anak negeri,pemilu depan ketemu lagi
.
Jakarta 6 April 2012
by : S.Koto
by : S.Koto
PT 3,5% Tak Dukung Penyederhanaan Partai
Friday, 13 April 2012 | |||
JAKARTA– Angka parliamentary threshold (PT) 3,5% dalam undangundang baru
pemilu dinilai tak akan menyederhanakan jumlah parpol yang lolos ke
parlemen pada Pemilu 2014.
“Kalau kenaikannya hanya dari 2,5% pada Pemilu 2009 ke 3,5% di Pemilu 2014, itu percuma. Tak akan banyak mengubah apa-apa dan tidak akan mendorong terjadinya penyederhanaan partai sama sekali,” ungkap peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi kepada SINDOdi Jakarta kemarin. Burhan menilai, sembilan parpol di DPR saat ini akan lolos PT 3,5% dan kembali masuk parlemen plus satu parpol baru yakni Partai NasDem. Satusatunya parpol yang terancam gagal memenuhi ketentuan PT 3,5% adalah Partai Hanura. Dia melanjutkan, penyederhanaan sistem kepartaian serta pengefektifan sistem pemerintahan presidensial di Indonesia melalui kenaikan angka PT yang sebelumnya digembar- gemborkan tidak akan terwujud. Terlebih, PT 3,5% merupakan angka hasil kompromi yang menenangkan semua partai menengah dan tidak merugikan partai besar. Partai menengah seperti PKS,PAN,PPP, PKB,Gerindra,dan Hanura merasa aman bertarung pada Pemilu Legislatif 2014. Sedangkan Demokrat, Golkar, dan PDIP pun sangat optimistis karena sebelumnya mereka mematok PT di kisaran 4-6%. DPR kemarin akhirnya mengesahkan RUU Pemilu yang merupakan revisi atas UU No 10/2008 tentang Pemilu DPR, DPRD, dan DPD.Awalnya ada empat poin krusial yang sulit sekali mencapai titik temu karena terkait erat dengan kepentingan pemenangan pemilu masing-masing parpol di DPR. Setelah beberapa kali digelar forum lobi, perdebatan mengarah menjadi lima poin krusial. Kelima poin krusial tersebut adalah sistem pemilu, PT, alokasi kursi per daerah pemilihan (dapil), metode konversi suara,dan pemberlakuan PT secara nasional atau berjenjang. Tiga poin krusial disepakati dalam forum lobi pada Rabu (11/4) yaitu sistem pemilu proporsional terbuka,PT 3,5%,dan alokasi kursi 3-10 kursi per dapil. Sedangkan dua poin krusial lainnya yakni metode konversi suara kuota murni atau divisor varian webster dan pemberlakuan PT secara nasional atau berjenjang diputuskan melalui voting dalam rapat paripurna kemarin. Hasil voting, Pemilu 2014 menggunakan metode konversi suara kuota murni dan PT berlaku secara nasional (lihat infografis). Dalam kuota murni, perolehan suara setiap parpol peserta pemilu dibagi jumlah total suara, kemudian dikalikan jumlah kursi di dapil. Parpol yang memperoleh angka penuh artinya mendapat kursi penuh. Jumlah kursi yang tersisa dibagikan secara berurutan kepada parpol yang memiliki pecahan terbanyak. Kejutan terjadi dari Fraksi PKS. Sebelumnya PKS mengusung metode konversi suara divisor varian webster, namun berubah haluan mendukung metode kuota murni. Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq menjelaskan, pihaknya mencoba untuk bersikap objektif dengan memperhatikan kepentingan lapangan. “Kami menentukan metode berbicara substansi dulu lalu berbicara tentang policy. Setelah dilihat, kami objektif saja berbasis kepentingan lapangan. Jadi case by case masing-masing kami dalami secara objektif dan profesionaluntukkepentingannasional. Aspirasi politik masyarakat dan bangsa juga menginginkan metode itu.Kami tidak transaksional,” tandasnya. Dalam voting untuk menentukan PT berlaku secara nasional (opsi A) atau berjenjang (opsi B), 343 anggota DPR memilih opsi A yang menjadi rumusan Panitia Khusus (Pansus) RUU Pemilu.Sisanya, 187 anggota mendukung opsi B yang muncul pada forum lobi. “Dengan hasil ini, penghitungan suara menggunakan metode kuota murni dan PT berlaku secara nasional,” ujar Pramono Anung sebagai pimpinan sidang. radi saputro |
Kamis, 12 April 2012
Presiden SBY Sambut PM David Cameron di Istana Merdeka
Rabu, 11 April 2012
Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan resmi Perdana Menteri Inggris David Cameron di Istana Merdeka, Rabu (11/4) sore. PM Cameron tiba di Istana sekitar pukul 15.00 WIB, dan Presiden SBY langsung menyambutnya di tangga barat teras Istana Merdeka. Kunjungan ini merupakan kunjungan pertama PM Cameron sejak menjadi PM Inggris pada Mei 2010 lalu.
Kedua kepala pemerintahan kemudian berjalan menuju podium yang terletak di halaman depan Istana Merdeka untuk mengikuti upacara kenegaraan. Presiden SBY dan PM Cameron berdiri di atas podium menghadap ke arah Monumen Nasional (Monas), sementara lagu kebangsaan kedua negara dikumandangkan. Di sela-sela kumandang lagu kebangsaan, berdentum 19 tembakan meriam yang merupakan bagian dari upacara penyambutan kenegaraan.
PM Cameron kemudian melakukan inspeksi terhadap pasukan kehormatan dengan berjalan dari arah timur ke barat, lalu kembali ke atas podium di sebelah Presiden SBY.
Usai memperkenalkan pendamping masing-masing, kedua kepala pemerintahan memasuki Istana Merdeka di mana PM Cameron menandatangani buku tamu. Kedua pemimpin kemudian melakukan pembicaraan empat mata atau tete a tete di Ruang Jepara.
Setelah itu, SBY dan Cameron akan memimpin pertemuan bilateral yang diikuti delegasi masing-masing. Adapun agenda utama pertemuan bilateral ini membahas peningkatan kerja sama bilateral kedua negara di berbagai bidang, utamanya perdagangan, investasi, dan pendidikan.
Di dalam rombongan PM Cameron terlihat, antara lain, Menteri Perdagangan dan Investasi Lord Green, Menteri Ilmu Pendidikan David Willets, Penasihat Keamanan Nasional Kim Darroch, Dubes Inggris untuk Indonesia Mark Canning, serta sekitar 35 pengusaha dari ‘Negeri Ratu Elizabeth’.
Presiden SBY sendiri didampingi Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Kesra Agung Laksono, Menlu Marty Natalegawa, Mendag Gita Wirjawan, Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar. (presideninfo/dik)
Minggu, 08 April 2012
Sabtu, 07 April 2012
Rabu, 04 April 2012
Senin, 02 April 2012
Langganan:
Postingan (Atom)