Mempelajari sejarah tentu banyak gunanya. Sebab, sejarah berbicara
tentang kehidupan manusia. Kegunaan mempelajari sejarah yaitu sebagai
berikut.
1.Bersifat edukatif
Edukatif berarti nilai-nilai yang mengan- dung unsur pendidikan. Orang
sering berkata “Belajar dari sejarah”, “Belajarlah dari masa lalu”.
Dalam ungkapan tersebut terkandung arti bahwa sejarah memiliki kegunaan
yang dapat mendidik kita. Apa yang terjadi pada masa lalu harus menjadi
pelajaran buat kita, orang sering menyatakan “ambillah hikmahnya”.
Hikmah dapat diambil dari apa yang pernah terjadi dalam diri kita.
Sejarah yang mengandung nilai-nilai kebenaran misalnya, dapat kita
lihat dalam perjuangan para nabi. Kita sudah sering membaca dan
mendengar bagaimana tantangan yang dihadapi oleh para nabi dalam
melakukan misi. Misi yang diemban oleh para nabi adalah menegakkan
kebenaran yang sudah ditugaskan oleh Tuhan. Kebenaran yang diperjuangkan
oleh para nabi adalah mengajak manusia untuk melaksanakan ajaran Tuhan,
agar hidup manusia itu menjadi selamat baik di dunia maupun di akhirat.
Akan tetapi perjuangan yang dilakukan oleh para nabi itu tidak sedikit
yang mendapat tantangan dari para kaumnya. Para nabi tersebut dicerca,
dihina, bahkan sampai akan dibunuh. Para nabi tak gentar menghadapi
tantangan-tantangan tersebut. Mereka bersikukuh memperjuangkan misinya.
Perjuangan yang dilaksanakan oleh para nabi tersebut dalam perkembangan
kemudian ada hasilnya. Misalnya agama sampai sekarang mengalami
perkembangan.
2.Bersifat inspiratif
Sejarah banyak menghasilkan berbagai karya, baik karya seni maupun karya
sastra. Karya-karya tersebut banyak memberikan inspirasi bagi seniman
untuk berkreasi dalam menciptakan karya-karyanya. Bahkan karya-karya
seni pada masa lalu tidak sedikit yang memiliki nilai seni yang sangat
tinggi, sulit untuk dicapainya pada zaman sekarang. Karya seni tersebut
dapat menjadi suatu peradaban. Di Indonesia banyak sekali
peninggalan-peninggalan yang memiliki karya seni yang bernilai tinggi.
Misalnya candi-candi yang dibangun oleh para raja.
Karya seni pada masa lalu di samping memiliki nilai seni yang tinggi
juga menunjukkan kemampuan teknologi yang sudah maju pada zamannya.
Misalnya, Candi Borobudur merupakan sebuah bangunan monumental yang
memiliki nilai seni sangat tinggi. Kamu dapat membayangkan bagaimana
masyarakat saat itu menumpukkan batu-batu dengan tidak dilem (pakai
semen) seperti sekarang ini dapat berdiri dengan megah hingga ratusan
tahun. Hal ini menunjukkan bagaimana teknologi pembangunan mereka saat
itu begitu tinggi. Relief-relief yang diukir begitu rapinya pada
tumpukan batu-batu. Kemampuan teknologi bangunan dalam Candi Borobudur
dapat memberikan inspirasi bagi para ahli bangunan bagaimana membuat
bangunan yang lebih kokoh. Bahkan relief-relief yang ada di Candi
Borobudur pun dapat memberikan inspirasi bagi pengembangan seni rupa.
3.Bersifat instruktif
Instruktif secara harfiah dapat diartikan pengajaran. Pengajaran dalam
konteks di sini memberikan arti keterampilan yang diperoleh dari
pengajaran sejarah. Keterampilan tersebut, baik berupa keterampilan
berpikir maupun keterampilan yang bersifat fisik. Keterampilan berpikir
adalah keterampilan yang bersifat kognitif. Hal ini dapat diperoleh
melalui pengkajian terhadap materi sejarah. Adapun keterampilan yang
bersifat fisik lebih banyak diperlihatkan dalam bentuk unjuk kerja.
Sejarah sebagai ilmu pada dasarnya memberikan pengetahuan-pengetahuan
yang bersifat teoretis. Sifat teoretis dapat berupa pemahaman terhadap
konsep- konsep atau generalisasi-genaralisasi yang dikaji dari peristiwa
sejarah yang dipelajarinya. Konsep-konsep yang ada dalam ilmu sejarah
misalnya, berpikir sebab akibat atau kausalitas, kronologis,
perkembangan, pertumbuhan, dan perubahan. Dalam melihat atau mengamati
kehidupan sehari-hari, dapat menggunakan konsep-konsep tersebut.
4.Bersifat rekreatif
Karya-karya sejarah yang berupa peninggalan fisik banyak memberikan
kesan kepada masyarakat saat ini. Kesan tersebut baik bersifat fisik
maupun non fisik. Kesan secara fisik misalnya orang sangat kagum melihat
nilai seni dari peninggalan tersebut. Akibatnya, orang tersebut
tertarik untuk melakukan wisata ke tempat peninggalan sejarah. Adapun
kesan nonfisik bisa dilihat dari nilai-nilai yang terkandung dalam
bangunan fisik tersebut, misalnya masjid kuno.
Banyak orang yang melakukan wisata dengan mengunjungi masjid- masjid
kuno dengan tujuan ingin meningkatkan penghayatan spiritual dia terhadap
nilai-nilai keagamaan. Apalagi jika di Masjid Kuno tersebut terdapat
makam- makam orang yang berperan dalam sejarah. Para wisatawan biasanya
akan berziarah ke makam tersebut. Bagi mereka yang menghayati
kunjungannya ke tempat-tempat tersebut, seolah-olah memberikan kesan
bahwa mereka telah melakukan lawatan masa lalu.
Peninggalan-peninggalan sejarah saat ini banyak memberikan peran yang
sangat penting bagi pengembangan pariwisata. Bahkan beberapa pemerintah
daerah ada yang mengembangkan pariwisatanya dengan memanfaatkan
peninggalan-peninggalan sejarah yang ada di daerahnya. Situs-situs
sejarah secara ekonomis dapat meningkatkan pendapatan daerah.
Bangunan-bangunan kuno lainnya misalnya beberapa bangunan keraton
kerajaan. Di tempat ini kita dapat berekreasi menikmati keindahan
keraton- keraton masa lalu yang dibangun dengan bentuk bangunan yang
merupakan perpaduan antara bentuk asli Indonesia dengan unsur-unsur dari
luar. Beberapa unsur luar yang berpengaruh terhadap bangunan luar misal
pengaruh dari Eropa, Cina, Arab, dan negara-negara lainnya. Dari jenis
perpaduan bangunan ini kita dapat belajar juga bahwa pada masa itu
bangsa Indonesia sudah menjalin hubungan baik dengan bangsa-bangsa di
luar Indonesia.
Salah satu tempat rekreasi sejarah adalah museum. Di tempat ini
banyak disimpan atau dikoleksi benda-benda peninggalan sejarah.
Benda-benda ini sangat penting untuk memberikan pengetahuan tentang
kesejarahan. Kunjungan ke museum memiliki dua arti, yaitu pertama
berekreasi dan kedua belajar ilmu pengetahuan. Setiap museum yang
dibangun memiliki kekhasan tersendiri, ada museum yang dibangun karena
adanya peristiwa penting misalnya Museum Konferensi Asia Afrika yang ada
di Gedung Merdeka Kota Bandung Jawa Barat.
5.Pendidikan politik
Nilai-nilai politik sangat kentara dalam penulisan sejarah, terutama
sejarah yang ditulis oleh pemerintah atau penulisan sejarah yang merujuk
kepada kepentingan pemerintah. Penulisan sejarah seperti ini sangat
nampak dalam buku-buku teks pelajaran sejarah yang ada di sekolah.
Mengapa demikian? Sebab, pelajaran sejarah yang diberikan di sekolah
harus merujuk kepada kurikulum yang berlaku. Adapun kurikulum pada
dasarnya merupakan produk kebijakan politik pemerintah dalam pendidikan.
Dengan demikian, sejarah yang diajarkan di sekolah memiliki misi dalam
rangka pendidikan politik.
Misi penting dalam pengajaran sejarah di sekolah di antaranya adalah
menciptakan warga negara yang baik. Salah satu ciri penting dari warga
negara yang baik adalah warga negara yang selalu tunduk dan taat
terhadap peraturan negara. Ketundukan dan kepatuhan ini dapat dibangun
dengan cara menanamkan semangat kebangsaan dan rasa memiliki terhadap
bangsanya. Pengajaran sejarah memiliki peran yang sangat penting dalam
membangun nasionalisme. Nasionalisme yang diterapkan kepada siswa pada
dasarnya merupakan bentuk pendidikan politik dari negara kepada
warganya. Setiap bangsa memiliki kepentingan untuk menulis sejarahnya.
6.Pendidikan masa depan
Dapatkah sejarah mempelajari masa depan? Sudah barang tentu dapat.
Mengapa sejarah dapat mempelajari masa depan? Sebab, sejarah adalah
suatu studi tentang kehidupan manusia dalam konteks waktu. Waktu dalam
pengertian sejarah dapat berupa sebuah garis yang lurus ke depan. Garis
tersebut dapat menunjukkan adanya kesinambungan. Kesinambungan waktu
yang dimaksud adalah kesinambungan antara masa lalu, sekarang, dan masa
yang akan datang. Masa lalu sangat menentukan masa sekarang, dan masa
sekarang sangat menentukan masa yang akan datang.
Kesinambungan waktu dalam sejarah dapat kita contohkan terhadap apa
yang terjadi pada diri kita. Misalnya sekarang kita duduk di bangku SMA.
Keberadaan kita sekarang di SMA ini sebenarnya tidak lepas dari apa
yang kita lakukan pada masa lalu, yaitu ketika kita di SMP atau di SD.
Apabila kita ketika di SMP-nya belajar dengan rajin dan serius maka
ketika kita duduk di SMA tidak menutup kemungkinan prestasi kita menjadi
lebih baik lagi. Begitu pula halnya dalam melihat masa depan kita.