Kamis, 15 November 2012

Nasdem Seumur Jagung

Djoko Suud - detikNews

Jakarta - Partai Nasdem terancam pecah. Rumor yang berkembang, Surya Paloh sedang berusaha untuk mengambil-alih jabatan Ketua Umum partai ini. Jika itu terjadi, ada kemungkinan ‘kekuatan’ lain dalam tubuh partai ini, Hary Tanoesoedibjo juga akan ikut cawe-cawe. Terjadi chaos. Benarkah partai ini bakal seumur jagung?

Kabar rencana ‘pengambil-alihan’ itu sudah merebak beberapa bulan lalu. Patricia Rio Capella, Ketua Umum Partai Nasdem akan digeser Surya Paloh yang menjabat sebagai Ketua Majelis Nasional Partai Nasdem itu. Partai ini akan dimaksimalkan sebagai kendaraan politik. Maju dalam pilpres di tahun 2014 nanti.

Partai Nasdem memang penuh kejutan. Kejutan pertama pernyataan Nasdem tidak akan jadi partai politik ternyata ‘berpolitik’, kedua masuknya bos MNC , Hary Tanoesoedibjo, ketiga ‘bekal’ Rp 5-10 miliar’ bagi calegnya, lolosnya partai ini secara sempurna dalam verifikasi pemilu, dan kini heboh rumor ‘pengambil-alihan Ketua Umum Partai Nasdem.

Partai ini juga penuh kontroversi. Saat Hary Tanoesoedibjo masuk dalam partai ini, wajahnya tampil di televisi saban hari. Jargon gerakan perubahan diusung. Rakyat dipaksa melihat dan merenung. Gerakan apakah gerangan? Perubahan macam apakah itu? Tetapi tak lama kemudian tersiar santer Hary Tanoe dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan suap pajak PT Bhakti Investama.

Itu terjadi pada Partai Nasional Demokrat (Nasdem) saat usianya baru seumur jagung. Embrio partai yang berasal dari Nasdem ormas yang digagas Surya Paloh itu mulai dipertanyakan. Sebab ormasnya melibatkan banyak tokoh lintas parpol, dideklarasikan di Senayan, dan JK, Permadi, Sultan HB X bagian dari ormas itu. Sebagai penyemarak, Mubarok (Partai Demokrat), dan Akbar Tandjung (Partai Golkar) datang sebagai undangan.

Ormas Nasdem berdiri pasca kekalahan Surya Paloh di Munas Partai Golkar di Pekanbaru. Dia kalah tipis. Itu yang menyakitkan. Buah dari kesakitan itu mengental tatkala susunan pengurus Partai Golkar tidak berimbang. Banyak yang tidak terakomodasi, dan merapatlah dalam satu gerbong yang bernama Nasdem ormas itu.

Sejak awal semua paham, ormas ini akan mimikri menjadi partai politik. Dia akan jadi seperti Hanura atau Gerindra. Itu karena latar masalahnya hampir serupa. Banyaknya orang Partai Golkar yang tidak terwadahi, berlabuh di ormas ini. Sinyalemen itu menjadi nyata, tatkala beberapa bulan kemudian ‘udang di balik batu’ itu tampil telanjang. Partai Nasdem didaftarkan dan dideklarasikan, yang kini lolos verifikasi pemilu.

Surya Paloh tidak muncul dalam riuh-rendahnya partai ini. Mungkin itu untuk mencegah agar tokoh yang masih berada dalam Nasdem ormas tidak hengkang. Sebab saat Nasdem menuju partai politik, Sultan HB X langsung cabut. Surya Paloh di Partai Nasdem hanya sebagai Ketua Majelis Nasional, sedang Ketua Umumnya diserahkan pada Patricia Rio Capella.

Dalam susunan kepengurusan partai ini ada kejutan. Hary Tanoe didapuk sebagai Ketua Dewan Pakar. Pemilik beberapa media ini pun tidak menyia-nyiakan jabatan itu. Secara periodik Partai Nasdem disosialisasikan, dan Harry Tanoe lantang bicara tentang alasan dan motivasinya masuk Partai Nasdem. Apalagi sempat dirumorkan, dia akan diberi tugas penting, didapuk Ketua Umum partai.

Partai ini sejak lahir memang gebrakannya cukup banyak. Selain sudah menggalang para TKI di berbagai negara, partai ini juga melaunching program yang aneh di jagat politik kita. Para calegnya akan dimodali Rp 5 miliar – Rp 10 miliar. Ini yang dicibir berbagai kalangan sebagai money politics yang dilembagakan. Atau kelak akan kisruh urusan duit ketimbang mengabdikan diri pada rakyat.

Di tengah situasi rakyat yang masih menebak-nebak sosok asli Partai Nasdem itu, tiba-tiba santer diberitakan Hary Tanoe dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Semula tokoh kelahiran Surabaya itu tidak datang karena tidak menerima undangan, tetapi setelah itu datang bersama pengacara serta seluruh Pimpinan Redaksi media yang dimilikinya.

Ini peristiwa langka. Para Pimred mengawal pemilik perusahaannya datang ke KPK. Padahal sang bos yang sudah didampingi Yusril Ihza Mahendra itu sekadar ditanyai dugaan suap pajak. KPK pun tidak memeriksanya karena tidak terjadwal. Hary Tanoe menyebut KPK belum siap memeriksanya. Dan polemik itu selesai tatkala pemeriksaan berjalan sesuai jadwal.

Soal hukum, biarlah berjalan sesuai jalurnya. Namun dengan ‘insiden’ itu, Partai Nasdem ikut terkena getah. Di berbagai daerah yang membuka dialog politik selalu terlontar pertanyaan, ini gimana omong soal pemberantasan korupsi, kebesaran bangsa, mau diperiksa KPK saja membawa pasukan yang tidak seharusnya dibawa. Kalau tidak salah, kenapa tidak menjawabya dengan jujur?

Atau ada yang menyebut, ini karakter pengusaha yang masuk politik. Segalanya dianggap berdagang. Bisa ditransaksikan. Tidak hanya dalam rekruitmen pengurus dan mungkin nanti konstituen, tetapi juga sandungan jika kelak tersandung. Benarkah Partai Nasdem memang dikondisikan seperti itu?

Di balik berbagai kejutan dan kontroversi itu kini muncul kejutan dan kontroversi susulan. Surya Paloh akan mengambil-alih jabatan Ketua Umum partai. Jika itu dilakukan, dan Harry Tanoesoedibjo tidak rela dengan itu, maka kondisi chaostis diramal akan terjadi dalam partai ini. Adakah dengan begitu Partai Nasdem akan seumur jagung. Baru kuncup langsung layu?

Mendekati pemilu, libido politik memang semakin menggebu. Tidak banyak yang waras melihat diri sendiri. Terlalu banyak ‘cebol nggayuh lintang’. Yang sadar, keinginannya muskil menjadi kenyataan.


*) Djoko Suud, pemerhati budaya tinggal di Jakarta




(asy/nrl)


Senin, 12 November 2012

Wow! Surya Paloh Akan Ambil Alih Ketua Umum Partai NasDem

Elvan Dany Sutrisno - detikNews

Jakarta - Popularitas Partai Nasional Demokrat (NasDem) melesat. Sebagai parpol baru, popularitas NasDem bisa melewati sejumlah parpol menengah. Wow! Namun, di tengah naik daun, NasDem membawa berita mengejutkan! Surya Paloh akan mengambil alih posisi ketua umum. Bibit perpecahan?

Rencana ini jelas mengundang pro dan kontra di internal partai di tengah Komisi Pemilihan Umum (KPU) sedang melakukan verifikasi faktual. Apalagi, Surya Paloh yang saat ini menjabat Ketua Majelis Nasional Partai NasDem akan mengambil alih posisi puncak di NasDem, usai verifikasi parpol tuntas.

Adalah Laksamana (Purn) Tedjo Edhy Purdjianto yang menyebarkan berita mengejutkan itu. "Pak Surya Paloh kan kita semua tahu beliau tokoh politik kawakan tokoh nasional. Kalau beliau yang memimpin langsung kan orang yang berpartisipasi ke NasDem akan lebih banyak. Beliau kan lebih populer dari yang memimpin saat ini," kata Tedjo, yang merupakan Ketua Majelis Pertimbangan Ormas Nasional Demokrat, kepada detikcom, Senin (12/11/2012).

Surya Paloh akan mengambil alih posisi sentral di Partai NasDem tersebut pada bulan Januari 2013 nanti. Momentum yang akan digunakan adalah Kongres atau Konvensi nasional perdana Partai NasDem. Hingga saat ini posisi Ketua Umum Partai NasDem masih dipegang oleh Patrice Rio Capella dan Sekjen dipegang Ahmad Rofiq. Keduanya merupakan politisi muda.

Menurut Tedjo, pengambilalihan kekuasaan tertinggi di Partai NasDem ini akan memberikan banyak pengaruh bagi Partai NasDem. Apalagi saat ini popularitas Partai NasDem mulai merangkak naik.

"Jadi setelah konvensi atau kongres nanti Pak Surya Paloh akan memimpin. Ya justru mendekati Pemilu itu, NasDem harus dipegang orang yang berpengaruh agar popularitas naik dengan cepat," ungkap Ketua Kajian Strategis DPP Partai NasDem ini.

Menurut orang yang dipercaya Surya Paloh membawahi seluruh pengurus Partai NasDem se-Jawa Timur ini, posisi ketua umum partai penting dipegang orang populer. "Sebenarnya banyak tokoh di NasDem, tapi siapa yang tak kenal Pak Surya Paloh?," lanjut mantan KSAL ini.

Lalu apakah Ketua Umum Partai NasDem yang saat ini menjabat, Patrice Rio Capella akan begitu saja menerima keputusan ini? Padahal mereka juga sudah berjuang keras meloloskan NasDem dalam verifikasi parpol di KPU.

"Jadi dia ditugaskan oleh Pak Surya Paloh diberikan mandat untuk membentuk partai. Karena kita kan sudah menjadi badan hukum partai pada 11 November 2011 lalu. Apa pun namanya Pak Surya Paloh akan menjadi formatur tunggal yang akan menentukan pengurus yang baru," jelasnya.

Lalu apakah langkah mengambil kendali Partai NasDem ini adalah langkah awal Surya Paloh di Pilpres 2014? Apakah langkah Surya Paloh direstui oleh koleganya, Ketua Dewan Pakar Partai NasDem Harry Tanoesoedibjo?

"Kita belum berbicara capres, fokus kita ke Pileg 2014, kalau kita minimal nomor satu atau dua kita akan mengajukan capres. Kalau masalah Pak Harry Tanoe kan beliau saat ini sudah menjadi Ketua Dewan Pakar Partai NasDem," tandasnya.



(van/asy)
Sumber: http://eltelu.blogspot.com/2013/02/cara-menambahkan-widget-baru-di-sebelah.html#ixzz2O8AYOBCu