Minggu, 05 Juni 2011

Bapak Bangsa


Ku ingat kembali bapak pendiri bangsa ini
Ingat ajarannya yang membakar semangat dan dada ini
Hai rakyat Indonesia ya buruh ya tani
Mari bersatu bulatkan tekadmu melawan imperialis dan kolonialis
yang mau merebut negerimu ini.


Ajarannya marhaenis , nasionalis, masih melekat dihati sanubari.
Juga ajarannya untuk berkepribadian dan berbudaya sendiri
Revolusi, jasmerah ,berdiri atas kaki sendiri,menggema setiap hari.
Tapi mungkin generasi sekarang tidak mendengar lagi

Tapi siapakah yang rugi
Bukankah bangsa dan rakyat sendiri
Generasi muda lupa jatidiri, lupa budaya sendiri

Mereka mencontoh melihat berkiblat ke budaya barat
Semua yang berasal dari barat dianggap hebat
Putra putri anak negeri seluruh rakyat jangan sampai mudarat
Mari kita selamatkan seluruh putra putri agar bermatabat

Generasi muda harus punya kepribadian Indonesia yang kuat
Indonesia akan maju dengan falsafah sendiri bukan falsafah barat

                                                        Jakarta     Mei 2011
                                                                        by : S.Koto

Sejarah Marhaenisme Bung Karno

soekarno Abdul Syair
Marhaenisme diambil dari nama Marhaen yang merupakan sosok petani miskin yang ditemui Sukarno. Kondisi prihatin yang dialami seorang petani miskin itu telah menerbitkan inspirasi bagi Sukarno untuk mengadopsi gagasan tentang kaum proletar yang khas Marxisme. Belum diketahui dengan pasti – sebab Sukarno hanya menceritakan pertemuannya saja – kapan pertemuan dengan petani itu belangsung. Sehingga banyak pihak yang mempertanyakan, benarkah ada pertemuan itu? Ataukah pertemuan itu hanya rekaan Sukarno saja? Belum ada jawaban pasti.
Namun dalam Penyambung Lidah Rakyat (Cindy Adams) ia bercerita mengenai pertemuan itu terjadi di Bandung selatan yang daerah persawahannya terhampar luas. Ia menemui seorang petani yang menggarap sawahnya dan menanyakan kepemilikan dan hasil dari sawah itu. Yang ia temukan adalah bahwa walaupun sawah, bajak, cangkul adalah kepunyaan sendiri dan ia mengejakannya sendiri hasil yang didapat tidak pernah mencukupi untuk istri dan keempat anaknya. Petani itu bernama Marhaen.Namun, yang jelas, Sukarno mengembangkan gagasan sentral Marhaenisme jelas-jelas bersumber pada Marxisme. Bahkan, banyak yang menyatakan bahwa Marhaenisme merupakan Marxisme yang diterapkan di Indonesia.
Sejak 1932, ideologi Marhaenisme telah mewarnai wacana politik di Indonesia. Pada 4 July 1927 ia mendirikan PNI dimana Marhaenisme menjadi asas dan ideologi partai di tahun 1930-an. Dalam bukunya berjudul Indonesia Menggugat, Sukarno sangat menekankan pentingnya penggalangan massa untuk sebuah gerakan ideologis. Menurut penafsiran Sutan Syahrir, Marhaenisme sangat jelas menekankan pengumpulan massa dalam jumlah besar. Untuk ini, dibutuhkan dua prinsip gerakan yang kelak dapat dijadikan pedoman dalam sepak-terjang kaum Marhaenis. Ditemukanlah dua prinsip Marhaenisme, yakni sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi. Untuk menjelaskan kedua prinsip itu, Sukarno telah mengadopsi pemikiran dari Jean Jaurhs (sosialis) dari Perancis dan Karl Kautsky (komunis) dari Jerman. Ajaran Jaurhs yang melawan sistem demokrasi parlementer digunakan oleh Sukarno untuk mengembangkan sikap para Marhaenis yang wajib taat pada pemimpin revolusi, tanpa boleh banyak tanya soal-soal yang pelik dalam bidang politik.
Sedangkan dari Karl Kautsky, Sukarno makin dalam mendapatkan keyakinan bahwa demokrasi parlementer merupakan sistem masyarakat borjuis yang tidak mengenal kasihan pada kaum yang miskin. Bahkan didalam bukunya yang berjudul “Dibawah Bendera Revolusi”, Sukarno benar-benar terpengaruh oleh Kautsky, dengan menyatakan bahwa seseorang tidak perlu untuk menjadi komunis jika hanya ingin mencermati demokrasi sebagai benar-benar produk masyarakat borjuis.
Selanjutnya Sukarno menyatakan bahwa setiap Marhaenis harus menjadi revolusioner sosial, bukan revolusioner borjuis, dan sosok itu dijuluki Sukarno sebagai sosio-nasionalisme atau nasionalisme marhaenis. Namun, pada 26 November 1932 di Yogyakarta, Sukarno menandaskan bahwa Partai Indonesia dimana ia berkumpul, tidak menginginkan adanya pertarungan kelas. Disini jelas Sukarno memperlihatkan awal watak anti-demokrasinya dan hendak menafikan keberadaan pertarungan kelas sebagai tak terpisahkan untuk memperjuangkan kelas lemah yang tertindas.
Kediktatoran Sukarno juga mulai terlihat sejak konsep Marhaenisme berusaha diwujudkannya menjadi ideologi partai. Syahrir dan Hatta yang memperkenalkan kehidupan demokratis didalam Partindo (Partai Indonesia) pelan-pelan dipinggirkan dan kehidupan partai mulai diarahkan pada disiplin ketat dan tunduk pada pucuk pimpinan. Untuk menempuh ini Sukarno tidak menggunakan cara yang ditempuh oleh Lenin yang pernah menjelaskan secara logis kepada kelompok Mesheviks ketika Lenin menjadi diktator. Jalan yang ditempuh Sukarno hanyalah sibuk dengan penjelasan-penjelasan pentingnya keberadaan partai pelopor yang memiliki massa besar.
Bagi Sukarno, menegakkan ideologi Marhaenisme lebih penting ketimbang membangun kehidupan demokratis. Sembari mengutip Karl Liebknecht, ideolog komunis Jerman, Sukarno menegaskan bahwa massa harus dibuat radikal dan jangan beri kesempatan untuk pasif menghadapi revolusi. Meski kelak sesudah kemerdekaan tercapai, penganut Marhaenisme cenderung bergabung dengan partai Murba, namun Marhaenisme ini lebih menyepakati tafsiran Tan Malaka tentang Marhaenisme.



Makna Nasionalisme

 

| Pandji Pragiwaksono

Fri, May 6, 2011
Sampai dgn hari ini, banyak org yang salah mengartikan Nasionalisme.
Kebanyakan berpikir bahwa Nasionalisme adalah “Cinta Indonesia” atau “Semangat kebangsaan”
Banyak yg salah menggunakan kata Nasionalisme dalam obrolan. Contoh:
“Tunjukkan Nasionalisme kamu dgn membeli produk Indonesia”
Atau
“Katanya Nasionalisme, kok pake bahasa inggris?”
Atau
“Bagaimana cara menunjukkan Nasionalisme kita?”
Itu semua adalah contoh penggunaan (yg datang dari pemaknaan) Nasionalisme yang salah.
Dlm bahasa sederhana, Nasionalisme adalah paham yg percaya bahwa perbedaan dlm sebuah negara harus dipersatukan.
Beda kan?
Kebayang kesalahan penggunaan di atas?
Kalau maksudnya adalah cinta Indonesia, kalimatnya sebaiknya ya begini aja:
“Tunjukkan kecintaan kamu kpd Indonesia dgn membeli produk Indonesia”
Atau
“Katanya cinta Indonesia, kok pake bahasa inggris?”
Atau
“Bagaimana cara menunjukkan kecintaan kita kpd Indonesia?”
Dan sebenarnya, kalau cinta Indonesia itu adalah tidak boleh pake bahasa asing dan hanya boleh pakai bahasa Indonesia saja, mnurut saya itu kecintaan yg dangkal.
Kalau cinta Indonesia ditunjukkan dgn beli produk2 Indonesia saja, itu cetek kecintaannya.
Cinta Indonesia ditunjukkan lewat karya. Lewat apa yg kita lakukan UNTUK Indonesia
Bung Karno sering pake bahasa inggris dan belanda dalam pidatonya kepada sesama bangsa Indonesia
Bung Hatta mengidam idamkan sepatu merk asing Balley.
Berani bilang mereka tidak cinta Indonesia?
Kembali kepada penggunaan istilah, selama ini rakyat Indonesia memang sering salah kaprah dlm menggunakan istilah..
Pada era 80an, gue inget banget byk org yg manggil bule (org asing) dgn sebutan Albino. Padahal Albino beda lagi artinya, sebuah kelainan dlm pigmentasi kulit.
Lalu hari ini byk yg salah menggunakan kata Anarki, Anarkis, Anarkisme.
“Demo yg berlangsung anarkis”
Atau “Terjadi anarskisme antara pendukung kedua kubu”
Kesannya Anarki itu artinya “Kekerasan”
Padahal, Anarkisme itu artinya: Paham yg percaya sebuah negara bisa berjalan tanpa Pemerintahan. Krn paham ini meyakini Pemerintah melakukan kezaliman kpd masyarakat.
Beda kan?
Balik ke Nasionalisme: Sebuah paham yg percaya bahwa perbedaan di sebuah negara harus dipersatukan.
Agar negara yg penuh dgn keragaman itu bisa hidup dlm persatuan dan keharmonisan.
Wujudnya bagaimana?
Beda beda
Di Amerika Serikat, negara para imigran dipersatukan lewat salah satunya olahraga.
Saat dunia punya Football, Amerika menciptakan American Football.
Karena “modern football” itu dikenal besar di Inggris.
Football tidak mengakomodir imigran2 lain yg tdk merasa sebudaya dgn football-nya inggris.
Juga Basketball yg merupakan produk asli Amerika.
Lewat olahraga2 ini, semua imigran berpartisipasi lewat “produk bersama” sehingga persatuan itu muncul.
Itu hanya segelintir contoh di Amerika.
Di Indonesia sendiri wujud Nasionalisme-nya seperti apa?
Jawabannya: PANCASILA.
Dasar negara, tempat di mana semua suku, agama, keragaman, berpijak. Dasar yg mempersatukan perbedaan kita.
Pancasila, yang menjadikan Indonesia tidak senasib dgn India yg harus terpecah menjadi Pakistan krn setelah bebas dari Inggris, masy Islam (minoritas di India) takut tidak akan diakomodir kebutuhaannya. Maka peranglah India antara Islam dan Hindu.
Pada momen inilah Gandhi puasa makan sampai kekerasan di India berhenti.
Akhirnya seluruh India berhenti perang saudara, krn ingin Gandhi kembali makan.
Namun hasil akhirnya, India akhirnya pecah. Masy muslimnya kemudian menjadi Pakistan. Migrasi masyarakat Islam dan Hindu ke daerah India dan Pakistan sangat memilukan.
Pancasila jugalah yg membuat Indonesia dikagumi dunia sebagai negara yg demokratis. Rata2 negara Islam (atau neg dgn penduduk Islam yg tinggi) itu dipimpin oleh rezim2 yg lama. Makanya skarang rezim2 itu pada goyang.
Indonesia sejak 98 tidak lagi begitu.
Perkembangan praktek demokrasi dan pertumbuhan ekonomi kita kini luar biasa.
Makanya Amerika senang dgn kita. Hehehe. Di negara yg demokratis, bisnis dan ekonomi bisa berkembang. Soal bisnis, Amerika (mrasa) paling megang.
Makanya mereka punya kbutuhan ekonomi di Indonesia.
Pancasila adalah pemersatu Indonesia
Pancasila adalah alasan kita bisa seperti sekarang.
Krn itu pendidikan akan Pancasila masih sangat relevan.
Nama pelajarannya bisa berganti ganti. Dari PMP ke PPKN ke PKN dan entah kelak apa lagi, tapi Pancasila wajib dikenalkan, diajarkan, dan terpenting, di amalkan.
Pancasila, adalah wujud nasionalisme kita.
Kini, kita sama sama tau makna Nasionalisme


Tidak ada komentar:

leave comment

Semua umpan balik saya hargai dan saya akan membalas pertanyaan yang menyangkut artikel di Blog ini sesegera mungkin.

1. Komentar SPAM akan dihapus segera setelah saya review
2. Pastikan untuk klik "Berlangganan Lewat Email" untuk membangun kreatifitas blog ini
3. Jika Anda memiliki masalah cek dulu komentar, mungkin Anda akan menemukan solusi di sana.
4. Jangan Tambah Link ke tubuh komentar Anda karena saya memakai system link exchange

5. Dilarang menyebarluaskan artikel tanpa persetujuan dari saya.

Bila anda senang dengan artikel ini silahkan Join To Blog atau berlangganan geratis Artikel dari blog ini. Pergunakan vasilitas diatas untuk mempermudah anda. Bila ada masalah dalam penulisan artikel ini silahkan kontak saya melalui komentar atau share sesuai dengan artikel diatas.

Me

Posting Komentar

Sumber: http://eltelu.blogspot.com/2013/02/cara-menambahkan-widget-baru-di-sebelah.html#ixzz2O8AYOBCu